Musik Korea adalah istilah yang diberikan untuk jenis musik tradisional yang dihasilkan oleh rakyat Korea, baik di Korea Utara maupun Selatan. Di Korea Selatan istilahnya adalah han-guk jeontong eum-ak (한국 전통 음악;韓國傳統音樂) atau guk-ak (국악;國樂), sementara di Korea Utara dinamakan minjok eum-ak (민족 음악;民主音樂).
Musik awal Korea diketahui dimainkan sebagai bagian dari upacara dan penyembahan kepada dewa-dewa. Umumnya, bukti-bukti tersebut berasal dari sumber-sumber tertulis Cina kuno. Karena Semenanjung Korea menjorok dari benua Asia bagian timur laut, rakyat Korea telah melakukan pertukaran yang aktif sejak lama dengan Bangsa Cina, Mongol, Jepang, Siberia dan Asia Tengah yang ikut mempengaruhi kesenian mereka.
Karena Korea telah terbagi lebih dari setengah abad, musik tradisional yang diwariskan antara kedua negara telah menjadi cukup berbeda. Musik Korea Selatan meyakini musik harus melampaui batas politik dan mencapai kemurnian yang tidak menyampaikan pesan propaganda. Musisi Korea Utara pun berpendapat bahwa musik harus melampaui politik namun untuk tujuan yang berbeda. Walaupun memiliki pandangan yang hampir sama mengenai musik, tujuan dan metode yang mereka kembangkan tidak sama.
Di Korea Utara, tidak ada istilah guk-ak (musik tradisional) dan jeon-tong eum-ak juga tak pernah digunakan. Jenis-jenis musik tradisional yang dikenal di Korea Selatan seperti jeong-ak (musik istana), pansori (opera tradisional), musik rakyat dan sanjo (permainan musik solo) tidak dikenal di Korea Utara. Jenis musik tradisional yang dipentaskan di Korea Utara hanya minyo atau nyanyian rakyat. Namun, minyo di Korea Utara tidak dinyanyikan dengan gaya tradisional, melainkan dengan gaya modifikasi yang diiringi aransemen permainan alat musik tradisional yang direvisi dan musik barat.
Semua alat musik tradisional kecuali alat musik perkusi telah mengalami rekonstruksi. Semua alat musik disesuaikan dengan skala musik barat, dan skala 7 not dimodifikasi agar mudah untuk dimainkan. Orang Korea Utara menganggap suara “kasar” alat musik tradisional sebagai suara yang “kotor”, sehingga mereka membersihkannya dan membuatnya jelas. Mereka juga memperluas jangkauan alat musik tradisional, sehingga satu jenis alat musik dapat memainkan jenis musik yang berbeda-beda.
Konsep terpenting yang dimiliki oleh musik Korea adalah menghasilkan bentuk “rehat suara” yang sama banyaknya dengan permainan musik itu sendiri. Maksudnya, musik Korea mementingkan jeda-jeda dalam permainan alat musiknya. Hal ini berbeda dibandingkan konsep musik barat yang menerapkan permainan yang terus menerus.
Falsafah permainan musik Korea disebut “lima aliran yin dan yang”. Dua belas not dalam satu oktaf dinamakan 6 yin dan 6 yang, yang dilambangkan oleh 12 buah bulan. Terdapat 5 suara mayor, antara lain gung, sang, gak, chi dan woo yang melambangkan lima buah elemen alam (metal, kayu, air, api dan tanah), lima jenis rasa, lima jenis kebajikan dan lima buah organ tubuh vital manusia.
Rakyat Korea umumnya tidak menyukai musik dengan notasi yang absolut dan pasti. Musik Korea cenderung fleksibel. Dalam setiap permainan alat musik atau menyanyikan lagu tradisional pun selalu terdapat vibrasi yang dalam waktu bersamaan diperpanjang atau disembunyikan.
Melodi musik Korea penuh dengan ornamentasi, terutama sebelum atau sesudah nada suara utama. Setiap permainannya, selalu terdapat pola ritme pengulangan yang berfungsi memberi warna dan rasa musik.
Tempo merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk alur permainan musik Korea. Suara nada yang dimainkan dapat menjadi berbeda jika dimainkan dalam tempo yang bervariasi. Dua jenis musik, musik istana dan musik rakyat memiliki ciri khas masing-masing. Musik istana kaku, terkontrol dan kurang menunjukkan emosi. Dibandingkan dengan musik klasik negara lain, musik klasik (istana) Korea cenderung lambat sehingga tak dapat diukur dengan metronome. Contohnya, salah satu nyanyian gagok berjudul isak-daeyeob yang terdiri dari 45 kata, dinyanyikan dalam tempo waktu 10 menit. Tempo moderato permainan musik Korea mengikuti sistem pernafasan manusia, sementara musik klasik barat mengikuti detak jantung. Tempo musik klasik barat tiga kali lebih cepat dibanding musik Korea yang menerapkan sistem nafas manusia dalam tiap menit. Musik rakyat sebaliknya, bertempo ceria, sederhana, dan penuh dengan emosi dan antusiasme.
Musik awal Korea diketahui dimainkan sebagai bagian dari upacara dan penyembahan kepada dewa-dewa. Umumnya, bukti-bukti tersebut berasal dari sumber-sumber tertulis Cina kuno. Karena Semenanjung Korea menjorok dari benua Asia bagian timur laut, rakyat Korea telah melakukan pertukaran yang aktif sejak lama dengan Bangsa Cina, Mongol, Jepang, Siberia dan Asia Tengah yang ikut mempengaruhi kesenian mereka.
Karena Korea telah terbagi lebih dari setengah abad, musik tradisional yang diwariskan antara kedua negara telah menjadi cukup berbeda. Musik Korea Selatan meyakini musik harus melampaui batas politik dan mencapai kemurnian yang tidak menyampaikan pesan propaganda. Musisi Korea Utara pun berpendapat bahwa musik harus melampaui politik namun untuk tujuan yang berbeda. Walaupun memiliki pandangan yang hampir sama mengenai musik, tujuan dan metode yang mereka kembangkan tidak sama.
Di Korea Utara, tidak ada istilah guk-ak (musik tradisional) dan jeon-tong eum-ak juga tak pernah digunakan. Jenis-jenis musik tradisional yang dikenal di Korea Selatan seperti jeong-ak (musik istana), pansori (opera tradisional), musik rakyat dan sanjo (permainan musik solo) tidak dikenal di Korea Utara. Jenis musik tradisional yang dipentaskan di Korea Utara hanya minyo atau nyanyian rakyat. Namun, minyo di Korea Utara tidak dinyanyikan dengan gaya tradisional, melainkan dengan gaya modifikasi yang diiringi aransemen permainan alat musik tradisional yang direvisi dan musik barat.
Semua alat musik tradisional kecuali alat musik perkusi telah mengalami rekonstruksi. Semua alat musik disesuaikan dengan skala musik barat, dan skala 7 not dimodifikasi agar mudah untuk dimainkan. Orang Korea Utara menganggap suara “kasar” alat musik tradisional sebagai suara yang “kotor”, sehingga mereka membersihkannya dan membuatnya jelas. Mereka juga memperluas jangkauan alat musik tradisional, sehingga satu jenis alat musik dapat memainkan jenis musik yang berbeda-beda.
Konsep terpenting yang dimiliki oleh musik Korea adalah menghasilkan bentuk “rehat suara” yang sama banyaknya dengan permainan musik itu sendiri. Maksudnya, musik Korea mementingkan jeda-jeda dalam permainan alat musiknya. Hal ini berbeda dibandingkan konsep musik barat yang menerapkan permainan yang terus menerus.
Falsafah permainan musik Korea disebut “lima aliran yin dan yang”. Dua belas not dalam satu oktaf dinamakan 6 yin dan 6 yang, yang dilambangkan oleh 12 buah bulan. Terdapat 5 suara mayor, antara lain gung, sang, gak, chi dan woo yang melambangkan lima buah elemen alam (metal, kayu, air, api dan tanah), lima jenis rasa, lima jenis kebajikan dan lima buah organ tubuh vital manusia.
Rakyat Korea umumnya tidak menyukai musik dengan notasi yang absolut dan pasti. Musik Korea cenderung fleksibel. Dalam setiap permainan alat musik atau menyanyikan lagu tradisional pun selalu terdapat vibrasi yang dalam waktu bersamaan diperpanjang atau disembunyikan.
Melodi musik Korea penuh dengan ornamentasi, terutama sebelum atau sesudah nada suara utama. Setiap permainannya, selalu terdapat pola ritme pengulangan yang berfungsi memberi warna dan rasa musik.
Tempo merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk alur permainan musik Korea. Suara nada yang dimainkan dapat menjadi berbeda jika dimainkan dalam tempo yang bervariasi. Dua jenis musik, musik istana dan musik rakyat memiliki ciri khas masing-masing. Musik istana kaku, terkontrol dan kurang menunjukkan emosi. Dibandingkan dengan musik klasik negara lain, musik klasik (istana) Korea cenderung lambat sehingga tak dapat diukur dengan metronome. Contohnya, salah satu nyanyian gagok berjudul isak-daeyeob yang terdiri dari 45 kata, dinyanyikan dalam tempo waktu 10 menit. Tempo moderato permainan musik Korea mengikuti sistem pernafasan manusia, sementara musik klasik barat mengikuti detak jantung. Tempo musik klasik barat tiga kali lebih cepat dibanding musik Korea yang menerapkan sistem nafas manusia dalam tiap menit. Musik rakyat sebaliknya, bertempo ceria, sederhana, dan penuh dengan emosi dan antusiasme.
sumber : wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar